Satu lagi spesies baru dan sangat langka dari tanaman anggrek ditemukan oleh Destario Metusala, seorang peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Kalimantan. Anggrek baru ini diberi nama "Dendrobium Kelamense D.Metusala, P.O`Byrne dan J.J.Wood".
Dalam surat elektroniknya, Destario Metusala menyatakan, anggrek itu termasuk marga Dendrobium seksi Calcarifera, yang pusat spesiasinya ada di bagian barat Indonesia, yaitu pulau Sumatera, dan dari 29 spesies yang ada, 20 di antaranya adalah endemik.
Rio menyatakan, tempat penemuan spesies baru Dendrobium Kelamense yang dihasilkan melalui penelitian bersama dengan praktisi anggrek senior dari Singapura serta peneliti senior dari Herbarium KEW di Inggris itu sengaja dirahasiakan demi kepentingan pelestarian. "Karena begitu muncul spesies baru, maka biasanya diikuti eksploitasi besar-besaran terhadap jenis ini di habitat aslinya," demikian Rio menulis dalam surat elektroniknya.
Spesies baru itu telah dipublikasikan di jurnal internasional "Malesian Orchid Journal" edisi Maret 2010. Anggrek D kelamense tumbuh merumpun secara epifit dengan panjang setiap batang dewasanya 60 cm -110 cm. Perbungaan anggrek ini muncul menggantung pada bagian dekat ujung batang, panjang perbungaan 5 - 8,5 cm dengan 5 hingga 12 kuntum bunga.
Setiap kuntum bunga yang mekar sempurna memiliki lebar sekitar 2 cm dan panjang 3 - 3,5 cm. Mahkota dan kelopaknya berwarna kuning cerah mengkilat, dengan pola bercak paralel memanjang berwarna merah marun. Jenis anggrek lain yang memiliki kedekatan morfologi dengan anggrek D kelamense adalah Dendrobium Panduriferum.
Perbedaan di antara keduanya terutama dapat dilihat dari bentuk bibirnya. Bibir D kelamense memiliki kalus berbentuk `U` yang terletak di antara lobus samping, serta tepi lobus tengah yang tidak rata dan cenderung bergerigi. Menurut Rio, D. Kelamense memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
source: http://metrogaya.com/headline/spesies-anggrek-baru-di-temukan-di-kalimantan
Dalam surat elektroniknya, Destario Metusala menyatakan, anggrek itu termasuk marga Dendrobium seksi Calcarifera, yang pusat spesiasinya ada di bagian barat Indonesia, yaitu pulau Sumatera, dan dari 29 spesies yang ada, 20 di antaranya adalah endemik.
Rio menyatakan, tempat penemuan spesies baru Dendrobium Kelamense yang dihasilkan melalui penelitian bersama dengan praktisi anggrek senior dari Singapura serta peneliti senior dari Herbarium KEW di Inggris itu sengaja dirahasiakan demi kepentingan pelestarian. "Karena begitu muncul spesies baru, maka biasanya diikuti eksploitasi besar-besaran terhadap jenis ini di habitat aslinya," demikian Rio menulis dalam surat elektroniknya.
Spesies baru itu telah dipublikasikan di jurnal internasional "Malesian Orchid Journal" edisi Maret 2010. Anggrek D kelamense tumbuh merumpun secara epifit dengan panjang setiap batang dewasanya 60 cm -110 cm. Perbungaan anggrek ini muncul menggantung pada bagian dekat ujung batang, panjang perbungaan 5 - 8,5 cm dengan 5 hingga 12 kuntum bunga.
Setiap kuntum bunga yang mekar sempurna memiliki lebar sekitar 2 cm dan panjang 3 - 3,5 cm. Mahkota dan kelopaknya berwarna kuning cerah mengkilat, dengan pola bercak paralel memanjang berwarna merah marun. Jenis anggrek lain yang memiliki kedekatan morfologi dengan anggrek D kelamense adalah Dendrobium Panduriferum.
Perbedaan di antara keduanya terutama dapat dilihat dari bentuk bibirnya. Bibir D kelamense memiliki kalus berbentuk `U` yang terletak di antara lobus samping, serta tepi lobus tengah yang tidak rata dan cenderung bergerigi. Menurut Rio, D. Kelamense memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
source: http://metrogaya.com/headline/spesies-anggrek-baru-di-temukan-di-kalimantan