Mengenang Pahlawan di Monumen Yogya Kembali - Berwisata ke tempat-tempat bersejarah
akan mengingatkan kita kepada jasa-jasa para pahlawan yang telah
memperjuangkan kemerdekaan di Indonesia. Di Yogyakarta ada sebuah
monumen bersejarah bernama Monumen Yogya Kembali. Kompleks museum ini
dikelola oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Kota Yogyakarta.
Tempat ini telah menjadi sarana rekreasi sekaligus edukasi, maka dari
itu sering dikunjungi oleh para pelajar. Monumen Yogya Kembali memiliki bentuk kerucut yang khas dengan tinggi 31,8 meter. Bangunan kerucut seperti tumpeng tersebut memiliki arti Kebahagiaan dan Kesucian.
Di dalamnya terdapat 3 lantai dan berisi ruang perpustakaan. Pada rana
pintu anda bisa melihat tulisan "422" yang menunjukkan jumlah pahlawan
yang gugur di Wehrkreise III. Di lantai satu terdapat 4 ruang yang berisi
banyak benda koleksi seperti foto, dokumen, realia, heraldika, senjata,
replika, dll. Selain itu ada pula sebuah dapur yang ditata sedemikian
rupa untuk menciptakan kesan jaman dulu (1945 - 1949). Koleksi lain yang
tidak kalah unik adalah kereta kuta milik Panglima Besar Jendral Soedirman.
Monumen
Jogja Kembali didirikan segaris dengan Merapi, Keraton, Tugu, dan
Parangtritis. Monumen ini berlokasi di Kabupaten Sleman, sekitar 10 km dari
Kota Yogyakarta. Dengan luas lahan sekitar 5,6 ha, pembangunan tempat
ini dimulai dengan melakukan upacara tradisional. Prosesi
peletakan baru pertama dan penanaman kepala kerbau dilakukan oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono IX. Ritual tersebut dilakukan pada 29 Juni 1985
hingga akhirnya bangunan ini diresmikan pada 6 Juli 1989 oleh Presiden
Soeharto.
Pada dasarnya, Monumen Jogja Kembali didirikan agar masyarakat selalu ingat dengan perjuangan pahlawan di dalam Serangan umum 1 Maret 1949.
Saat itu para pahlawan berjuang untuk merebut Kota Yogyakarta yang
sebelumnya dikuasai oleh penjajah. Akhir dari pertempuran tersebut
adalah pasukan Belanda ditarik mundur pada 29 Juni 1949. Monumen ini juga
menjadi pengingat perjuangan Soekarno-Hatta, dan beberapa petinggi
Negara lainnya pada. Saat masuk ke area monumen, anda bisa melihat
replika pesawat Cureng dan pesawat Guntai. Saat naik ke podium barat
atau timur anda bisa melihat 2 buah senjata beroda yang digerakkan
dengan mesin. Sedangkan di bagian selatan terdapat sebuah dinding yang
bertuliskan nama pahlawan yang gugur dalam pertempuran beserta puisi
berjudul Karawang-Bekasi hasil karya Chairil Anwar. Bagian utara dan selatan
bangunan ini dihubungkan dengan sebuah tangga yang langsung menuju ke
lantai 2. Di atas dinding anda bisa melihat 40 relief yang berkisah
tentang perjuangan pahlawan dari 17 Agustus '45 hingga 28 Desember '49.
Berbagai hal seperti perjuangan fisik, diplomasi, pembentukan Tentara
Keamanan Rakyat, dll terpahat dengan jelas di relief tersebut.
Di dalam
Monumen Jogja Kembali, terdapat 10 diaroma yang berdiri melingkari
gedung. Ini adalah sebagai simbol penyerangan Belanda ke Maguwo pada 19
Desember 1948. Selain itu juga tergambar pernjajian Roem Royen dan
peringatan proklamasi di Gedung Agung Yogyakarta yang berlangsung pada
17 Agustus 1949. Bagian atas bangunan ini memiliki bentuk lingkaran
dengan tiang bendera. Kemudian ada pula relief bergambar tangan yang
melambangkan perjuangan pahlawan. Sebuah ruangan bernama Garbha Graha
juga didedikasikan khusus untuk menghormati dan merenungi jasa mereka.
Pemandangan menarik lain yang bisa anda liha di dalam gedung adalah
sebuah tandu yang pernah dipakai untuk menggotong Jenderal Soedirman saat perang gerilya. Ada juga seragam, tentara dokar, dan lain sebagainya. Konon jumlah koleksi tersebut sudah mencapai ribuan.
Nah, itu tadi sedikit informasi tentang
Monumen Jogja Kembali. Tempat-tempat bersejarah seperti ini sudah mulai
tergeser oleh modernitas. Kita sebagai penerus bangsa harus terus
melestarikannya, salah satunya adalah dengan berkunjung kesana dan
mempelajari isinya. Semoga ini bisa menambah wawasan anda.