Monumen Bambu Runcing ~ sepotong bambu yang diruncingkan ujungnya adalah identik dengan salah satu senjata tradisional di era perang kemerdekaan yang digunakan oleh tentara Indonesia dalam pertempuran melawan kolonialisme Belanda terutama pada perang 10 Nopember 1945. Pada masa perang tersebut, sepotong bambu yang diruncingi ujungnya atau laksana tombak digunakan untuk menusuk musuh. Kenapa harus bambu runcing? Hal ini dibuat berkaitan dengan terbatasnya senjata modern yang ada, disamping itu juga untuk menunjukan betapa tinggi semangat di antara para prajurit sebagai warga sipil Indonesia.
Untuk memperingati patriotisme itulah maka Monumen Bambu Runcing ini dulu dibangun, dan dipilih diletakkan di jalan Panglima Sudirman. Monumen ini merupakan ikon pariwisata kota Surabaya yang berhubungan dengan situs sejarah perjuangan bangsa.
Monumen ini terdiri dari 5 pilar dengan tinggi masing masing yang tidak sama dan dibentuk seperti bambu runcing. Pada saat tertentu, terdapat air yang mengalir keluar dari bambu runcing bagaikan air mancur. Disamping itu sekitar area monumen ini dikelilingi oleh taman kecil yang penuh dengan aneka ragam tumbuhan hias.
Monumen ini berada tepat di jantung kota Surabaya, di tengah ramainya lalu lintas jalan Panglima Sudirman. Anda yang berkunjung ke Surabaya akan langsung mengenali keberadaan monumen ini saat melintasinya. Disamping itu monumen bambu runcing ini letaknya juga dekat dengan Kebun Binatang Surabaya, Tunjungan Plaza, Surabaya Plaza dan Tugu Pahlawan Surabaya.