Jakarta. Tindik telinga adalah prosedur yang sederhana. Risiko yang mungkin terjadi hanya alergi atau infeksi. Tapi hati-hati jika terjadi infeksi bisa memicu penyakit lain bahkan bisa berupa kelumpuhan.
Tindik telinga adalah peradaban kuno yang telah dilakukan nenek moyang manusia sejak 5000 tahun lalu. Anak-anak atau orang dewasa yang akan melakukan tindik telinga menjalani prosedur yang sama yaitu menusuk tulang rawan hingga tembus ke belakang.
Meski prosedur sudah dijalani dengan baik tak sedikit orang yang mengalami infeksi akibat tindik telinga. Infeksi ini adalah risiko yan selalu muncul walaupun prosedur steril telah diikuti.
Infeksi inilah yang kadang-kadang bisa menyebabkan penyakit serius. Seperti yang dialami Grace Etherington, ABG usia 15 tahun asal Inggris ini harus mengalami kelumpuhan dan tidak bisa bicara setelah mengalami infeksi pada telinganya yang ditindik.
Infeksi telinganya itu telah memicu munculnya penyakit langka sindrom Guillain-Barre pada sistem saraf sehingga melumpuhkan tubuh. Karena sindrom ini, Grace hanya mampu berkomunikasi dengan cara berkedip.
Sindrom Guillain-Barre adalah kelainan autoimun langka yang mempengaruhi sistem saraf perifer. Hal ini biasanya dipicu oleh infeksi parah dan menyebabkan kelumpuhan yang cepat, sebagian atau total, dimulai dengan hilangnya rasa pada kaki (baal) sampai mempengaruhi anggota tubuh, wajah dan tendon.
Dan yang terparah adalah beberapa hari setelah mengalami infeksi di telinga, Grace mengalami kesulitan berjalan sehingga ibunya bergegas membawanya ke Rumah Sakit Medway Mariime di Kent.
“Saat itu saya sangat mengkhawatirkan dia. Dia bilang tidak bisa menggenggam pensil di sekolah dan tidak bisa berjalan. Saya benar-benar hancur dan tidak bisa membayangkan gadis kecilku hanya bisa berkedip selama sisa hidupnya. Itu lebih buruk daripada kematian,” jelas Sharon seperti dilansir Dailymail, Rabu (10/11).
Grace sempat koma selama dua hari dan beberapa organ tubuhnya mulai lumpuh. Paru-parunya pun kolaps. Namun setelah perawatan yang cukup lama muncul keajaiban karena ia mulai sadar padahal sebelumnya dokter sudah tidak terlalu berharap banyak.
Grace mulai menggerakkan jari-jari dan mulutnya. Dia perlahan mulai menggoyang-goyangkan jarinya kemudian mencoba bicara. Kata-kata tidak keluar, tapi setidaknya ia mampu menggerakkan mulutnya. Meski sulit mengaitkan tindik telinga dengan kelumpuhan, dokter menyarankan agar menghindari infeksi dari apapun karena infeksi bisa memicu penyakit serius.
Agar proses tindik telinga aman, orang juga harus mengetahui risiko kesehatan pada dirinya apakah ia mengidap penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, peradangan kulit yang justru bisa memperburuk kondisinya.
Seperti dilansir eHow, tren menindik telinga bagian atas adalah paling sering mengalami infeksi. Tindik telinga bagian atas tidak dianjurkan oleh kebanyakan dokter.
Jika terjadi infeksi segera konsultasi ke dokter Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT) untuk diberikan antibiotik yang tepat.
Jika tidak terjadi infeksi saat proses penindikan, orang juga harus rajin membersihkan telinga dan area sekitarnya. Pastikan area tersebut bebas dari lotion, sisa shampo atau kondisioner, parfum atau kotoran yang terlihat.
Proses penyembuhan tindik telinga bisa berlangsung 2-6 pekan maka itu rajinlah membersihkan depan dan belakang daun telinga dengan alkohol atau larutan pembersih lainnya.
source: http://kabargempar.blogspot.com/2010/11/hati-hati-tindik-telinga-bisa.html