Skip to main content

Tradisi Mandi Balimau Menyambut Puasa (Sumatera Barat)






Dua hari menjelang bulan suci Ramadhan datang, umat Islam Indonesia tengah mempersiapkan segala sesuatunya untuk melaksanakan puasa selama satu bulan penuh. Salah satu persiapan yang unik dan bisa dijadikan sebagai agenda wisata jelang Ramadhan, adalah tradisi Balimau Kasai atau lebih sering disebut mandi balimau yang dilakukan masyarakat Kampar, Riau dan tradisi Balimau Pada di Pasaman, Sumatra Barat

Ada yang membuat beda Kabupaten Kampar dengan daerah lain, khususnya di Riau. Selain bahasanya yang unik(bahasa Ocu) di daerah ini ada sebuah tradisi sebelum memasuki bulan Puasa Ramadhan, yaitu tradisi Mandi Potang Balimau.

balimauuuu
Tradisi mandi Balimau di Sumatra Barat


Dalam bahasa Ocu, kata Potang tersebut memiliki beberapa makna, pertama artinya “kemarin”, dan arti yang kedua adalah sore atau senja. Sedangkan Balimau artinya menggunakan Limau atau jeruk (jeruk nipis) yang telah iris dan direbus.


Jika diartikan, Mandi Potang Balimau adalah mandi yang dilakukan oleh masyarakat Kampar pada sore hari menjelang memasuki bulan suci ramadhan dengan menggunakan limau. Mandi Potang Balimau ini dilakukan di tepian sungai Kampar-sebuah sungai terpanjang di Riau, dengan airnya yang jernih.


Ada juga yang menyebutkan mandi balimau dengan sebutan mandi Balimau Kasai. Selain di Sungai Kampar, ada juga masyarakat yang melakukannya di rumah-rumah sendiri.

Digunakan Limau tujuannya adalah untuk membersihkan kulit kepala dari ketombe, membersihkan kuku jari kaki dan tangan. Sedangkan Kasai yang terbuat dari beras dan kunyit yang dihaluskan, berfungsi sebagai menghaluskan kulit dan muka. Mungkin zaman sekarang tepatnya disebut luluran.

Tradisi ini sudah lama dilakukan secara turun-temurun. Tidak ada yang tahu kapan persis adanya tradisi ini. Akan tetapi kemungkinan besar kegiatan tradisional ini telah dilakukan ratusan tahun yang lalu. Tapi mulai dijadikan sebagai sebuah even wisata sejak belasan atau 20 tahun yang lalu.


Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumbar menjadwalkan kegiatan “balimau paga”, satu tradisi masyarakat setempat menyambut bulan puasa menjadi agenda tahunan yang akan dipersiapkan secara matang agar dapat menjadi daya tarik wisata budaya agama dan adat di daerah pesisir pantai Sumatera Barat itu.


“Kita akan garap tradisi tahunan masyarakat ini, karena sangat uniq dan kita optimis bisa menjadi satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini,” kata Bupati Pessel, H Nasrul Abit, di Painan.


Sejumlah nagari di daerah pesisir pantai Sumbar itu, tiap tahun menggelar kegiatan tahunan “balimau paga” guna mensucikan diri menyambut bulan puasa. Tradisi tahunan itu salah satunya digelar di Sungai Batang Painan Kampung Painan Timur Nagari Painan Kecamatan IV Jurai, Pessel, Sumbar.


Dalam tradisi ini, sekitar 100-an lebih masyarakat berarak-arakan

membawa tempat limau yang dihias menarik berisi aneka jenis tumbuhan wangi menuju satu tepian sungai.

Sesampai di tepian sungai itu, ada penyampaian ceramah agama dari

kalangan ulama setempat dan selanjutnya warga terdiri dari seluruh elemen masyarakat mengusapkan limau tersebut ke kepala dan setelah selesai membuangnya ke aliran sugai itu.

Kegiatan itu dilakukan sore hari menjelang masuknya puasa pada esok harinya.

Menurut dia, sebagian daerah di Pessel kini masih mempertahankan tradisi unik menyambut puasa itu, namun seiring waktu maknanya sudah ada yang tidak sesuai aslinya.

Sebagian kalangan, katanya, justru salah arti makna tradisi “balimau paga”. Kegiatan “balimau paga”, katanya, bukan hanya pergi ke sungai dan mandi bersama, namun yang makna sebenarnya dari tradisi ini adalah pergi bersama-sama dengan seluruh elemen masyarakat seperti ulama, cerdik pandai, datuk, serta bundo kanduang sambil membawa limau (campuran air jeruk kasturi, jeruk nipis, potongan daun pandan serta kelopak bunga mawar) dalam sebuah tuduang (nampan) ke tepi sungai.

Sesampai di tepi sungai itu warga mendengarkan ceramah, mengusapkan limau kepala yang diartikan mensucikan diri dan saling bermaaf dengan sesama. “Jadi “balimau paga” ini bukan mandi-mandi bersama,” katanya.


Tradisi “balimau paga” satu upacara tradisional yang selalu dilakukan turun temurun oleh warga Pessel, khususnya Nagari Painan.


Nasrul Abit mengatakan, pihaknya akan menggarap serius kegiatan tradisi lama masyarakat untuk menjadi satu agenda wisata unggulan guna menarik wisatawan datang berkunjung.

“Kita jadikan ini satu agenda tahunan yang akan dikemas menarik dan dipromosikan guna menarik wisatawan,” katanya.

source: http://matanews.com/2010/08/09/mandi-balimau-nan-unik-sambut-bulan-suci-ramadhan/

Popular posts from this blog

Sekuel Terbaru Video Mesum Ariel - Aura Kasih

Fenomena Ayam Kampus

Elang Laut, Mesin Terbang Hidup Paling Mengesankan