Untuk pertama kalinya semenjak dua dekade lalu, dua cacing raksasa jenis Palouse ditemukan. Ini merupakan penemuan signifikan mengenai adanya makhluk yang sebelumnya hanya merupakan mitos di daerah itu.
Misteri keberadaan cacing raksasa Palouse memang telah menarik perhatian para ilmuwan sejak beberapa dekade setelah makhluk itu ditetapkan sebagai binatang yang lama punah. Konon, dari mitos yang berkembang di wilayah pertanian Palouse di perbatasan Washington-Idaho, cacing itu memiliki ukuran yang besar, dapat meludah ke mangsanya, serta memiliki bau seperti bunga lili.
"Tampaknya ini merupakan hari baik untuk cacing itu sehingga mereka mau keluar," canda ahli tanah dari Universtas Idaho Jodi Johnson-Maynard, yang memimpin penelitian. Penemuan ini tentu mematahkan semua mitos yang berkembang mengenai wujud cacing tersebut.
Terlebih lagi, terungkap bahwa mereka tak dapat meludah atau memiliki bau seperti bunga lili. Bahkan, ukurannya juga tak sebesar yang dibayangkan. "Salah satu kolega saya mengusulkan untuk memberikan nama baru untuk cacing itu yakni 'cacing tanah yang berukuran besar'," kata Johnson-Maynard ketika mengumumkan penemuannya pada Selasa (27/4).
Sebelumnya, cacing Palouse diperkirakan memiliki panjang 3 kaki, tapi ternyata kini terungkap bahwa ukuran dewasanya hanya sepanjang 10-12 inci, sedangkan yang nudanya hanya 6-7 inci. Yang mengagumkan, tubuh tembus pandang sehingga kita dapat melihat organ dalamnya. Kepalanya berwarna merah muda dan ekornya bulat. Adapun cacing dewasanya memiliki semacam tanda kekuningan di belakang kepalanya.
Spesimen ini ditemukan pada 27 Maret lalu oleh Shan Xu, seorang mahasiswa asal Idaho, dan Karl Umiker, asisten peneliti. Mereka juga menemukan tiga kepompong, dua di antaranya telah menetas dan tampaknya juga menjadi cacing Palouse raksasa.
source: mediaindonesia.com