Pemisahan jenis kelamin sangat jelas, pria atau wanita. Tapi diantara dua kategori itu banyak pula kejadian orang bingung dengan jenis kelaminnya yang membuat marak operasi ganti kelamin (trans seksual).
Kebingungan jenis kelamin ini memunculkan orang-orang dengan sebutan androgini, banci, gay atau lesbi karena sifat feminin dan maskulin tidak ada yang dominan.
Seperti dilansir dari andrology.com, Rabu (14/4/2010), orang-orang yang mengalami gangguan identitas jenis kelamin disebut dysphoria gender, yakni ketika seseorang yang memiliki anatomi seks normal tetapi ingin berganti jenis kelamin berlawanan dengan jenis kelamin ketika dilahirkan.
Ada yang kemudian dengan kesadaran sendiri melakukan operasi trans seksual tapi banyak juga yang memilih tidak melakukan operasi dan menjalani hidup sebagai androgini dengan tetap memelihara obsesi untuk berubah menjadi pria atau wanita.
Seperti yang terjadi pada Olivier Theyskens. Sebagai seorang anak laki-laki, ia sama sekali tak tertarik dengan hal-hal yang berbau anak laki-laki. Ketika masih berusia enam tahun, ia merasa sangat cemburu pada teman-teman perempuannya, karena ia bukan salah satu dari mereka.
Meski memiliki keinginan menjadi perempuan, seperti dilansir dari Timesonline, Rabu (14/4/2010), Oliver tetap tidak mengubah jenis kelaminnya dan memelihara jenggot. Namun tingkah laku dan obsesinya seperti perempuan.
“Saya sangat sedih menjadi seorang laki-laki. Saya iri dengan gadis-gadis itu, saya ingin menjadi bagian dari mereka. Menjadi seorang gadis adalah kesan pertama dalam hidup saya, saya sama sekali tidak tertarik dengan hal-hal yang berbau laki-laki,” katanya.
Oliver mengaku sering bereksperimen make up dengan adik perempuannya ketika kecil. Oliver bilang sangat tertarik pada semua wanita cantik, seperti aktris dan penyanyi.
“Saya selalu membayangkan bagaimana rasanya menjadinya seorang gadis yang cantik. Dan saya melukis gambar perempuan sepanjang waktu, saya mencoba mengalihkan energi ke dalam gambar. Ketika saya memegang pensil, saya menggambar perempuan, lengkap dengan detail tubuhnya. Gambar itu tentu saja tanpa gaun, maka saya mulai mendesain gaun untuk anak kecil. Saya selalu ingin menjadi perancang busana,” ungkapnya.
Dia mengaku beruntung karena memiliki orangtua yang berpikiran terbuka. “Saya beruntung menjadi bagian dari androgini. Saya punya rambut indah yang panjang tapi juga punya jenggot,” katanya.
Namun Oliver menyadari jika banyak orang yang tidak membenarkan perilakunya dan mengganggapnya sesat. “Tapi saya bukan orang tersebut, mungkin karena orangtua saya selalu memberikan anak-anaknya hak untuk memilih. Hal ini penting agar anak-anak dapat menentukan apa yang mereka inginkan. Dan ini adalah revolusi,” tuturnya.
Olivier Theyskens lahir pada 4 Januari 1977 di Brussel, Belgia. Kini ia seorang perancang busana dan juga direktur artistik rumah mode Perancis Nina Ricci.
Dia mengaku dilahirkan dalam keluarga yang demokratis, ayahnya seorang insinyur kimia di Belgia dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Orangtuanya tak pernah melarang keinginannya untuk menjadi perempuan.
Seperti dikutip dari NHS, penyebab pasti dari kebingungan gender atau dysphoria gender tidak diketahui secara pasti, dan masih banyak yang memperdebatkan tentang hal ini. Kondisi ini secara tradisional dianggap sebagai kondisi psikiatri murni atau lingkungan, yang berarti penyebabnya dianggap berasal hanya dalam pikiran.
Namun studi baru-baru ini telah menentang ini, dan menyatakan bahwa dysphoria gender mungkin disebabkan oleh faktor biologis yang terkait dengan pengembangan identitas gender sebelum kelahiran seperti kerusakan hormon.
source:DetikHealth