Kepadatan penduduk yang dibarengi tingginya pembangunan di Jakarta memicu terjadinya penyempitan lahan. Sempitnya lahan mengakibatkan warga terpaksa membangun sumur berdekatan dengan septic tank. Kondisi ini mengakibatkan sekitar 85 persen sumur di Jakarta tercemar bakteri Escherichia Coli (E Coli) yang berasal dari rembesan limbah septic tank.
"Karena lokasi septic tank dengan sumur berdekatan, maka bakteri E Coli dapat mencemari air sumur," kata Rusman Sagala, Kepala Bidang Pelestarian dan Tata Lingkungan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta.
Bakteri E Coli dikenal sebagai mikroba yang bisa menyebabkan faktor keracunan pada makanan. Karena itu, dinas mengingatkan warga bahwa idealnya pembangunan septic tank berjarak tujuh meter dari sumur. Kemudian, Rusman menganjurkan kepada masyarakat untuk membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Dengan IPAL, feses (kotoran) manusia akan diolah menjadi limbah yang ramah lingkungan. Sehingga limbah tidak akan mencemari lingkungan. "Ini merupakan salah satu cara peduli terhadap lingkungan sekitar," ujarnya.
Keberadaan IPAL dapat digunakan secara individual ataupun komunal. IPAL individual biasanya digunakan untuk limbah rumah tangga ataupun industri secara pribadi. Sedangkan IPAL komunal digunakan untuk pengolahan limbah rumah tangga secara bersamaan dari beberapa rumah. "Di Jakarta IPAL komunal telah digunakan di daerah Setiabudi," katanya.
Selain itu, sejumlah industri yang ada di Jakarta juga sudah menggunakan IPAL. Hal itu dilakukan untuk menekan pencemaran bakteri sehingga limbah yang dikeluarkan menjadi ramah lingkungan
source: http://jabodetabek.tvone.co.id/berita/view/34183/2010/03/11/waspada_85_sumur_jakarta_mengandung_e_coli