Diduga babi jadi-jadian (babi ngepet), seekor binatang bermoncong warna hitam, ramai-ramai dibantai ratusan warga Cikadut, Kabupaten Bandung, Jabar, Sabtu dini hari.
Babi jadi-jadian tersebut dibantai setelah sebelumnya dikepung dan ditangkap oleh warga yang mencurigai seekor babi ngepet, Jumat (18/7) tengah malam.
Selang beberapa jam setelah berhasil ditangkap, babi sepanjang lebih dari satu meter yang diduga babi ngepet tewas akibat kelelahan dikejar-kejar warga selama delapan jam, kemudian kepalanya membentur tembok kuburan warga Tionghoa.
Ketua RT setempat, Dodi Sopandi (31), menuturkan pada Jumat siang sekira pukul 14.30 WIB seorang ibu rumah tangga Entin (45), melihat babi berkeliaran di sebuah pemakaman warga Tionghoa di kawasan Cikadut.
Saksi berteriak sambil lari, kemudian melapor ke rumah RT. Usai mendengar berita, warga seperti dikomando, langsung berdatangan kemudian ramai-ramai menuju tempat persembunyian babi ngepet itu.
Warga yang berjumlah 200 orang ini sepakat untuk mengejar babi dan menangkapnya. Mereka pun kemudian mendatangkan orang pintar untuk membuka tabir di balik adanya babi yang keliaran itu.
Mereka spontan lari ke berbagai arah pemakaman kemudian mengepung babi. Perburuan memakan waktu delapan jam itu akhirnya membuahkan hasil.
Kepala babi tak diduga terbentur ke tembok kuburan warga Tionghoa, hingga binatang berwarna hitam pekat itu ambruk tak berdaya. Anehnya, kata ketua RT Dodi yang ikut memburu babi, dalam kondisi sekarat babi itu bisa menoleh ke berbagai arah.
"Namun, sayang, babi itu mati akibat luka dan kelelahan," katanya. Untuk mengantisipasi hal tak diinginkan 12 warga kini diperintahkan untuk menjaga bangkai babi di TPU Cikadut. "Siapa tahu babi itu hidup kembali, makanya kami memerintahkan warga untuk menjaganya," kata dia.
Tertangkapnya babi ngepet di Cikadut, Sabtu dini hari sekira pukul 01.00 WIB itu, membuat heboh warga Kota Bandung, kata Mamat (56), sesepuh Cikadut. Dikatakan dia, diperkirakan ada 15 warga asing datang ke rumahnya. Mereka semua minta diantar ke TPU Cikadut untuk melihat babi yang sudah mati.
"Warga yang tak dikenal itu nampak sedih saat menatap dan memegang babi itu. Mereka mengusap kedua matanya," kata dia.
Salah seorang warga yang tak mau menyebutkan tempat tinggal serta namanya, memberikan pesan supaya jasad babi dibungkus kain corak-corak sebelum dikuburkan.
Bahkan, beberapa warga menginformasikan beberapa jam lagi akan ada warga lain yang melihat kondisi babi. Dan benar saja, selang dua jam kemudian berdatangan warga tak dikenal melihat babi itu.
"Sesuai permintaan dari warga yang datang kami membungkus babi dengan kain dan rencananya pada Minggu besok, babi itu akan dikuburkan," kata Mamat.
Berdasar pemantauan, hingga Sabtu petang babi yang sudah mati masih tersimpan di TPU Cikadut ditutup kain corak baru. Warga sekitar mulai orang tua, dewasa, hingga anak-anak sekolah terus berdatangan melihat babi misterius.
source: http://nasional.kompas.com/read/2008/07/19/19544149/warga.bandung.bantai.babi.ngepet
Babi jadi-jadian tersebut dibantai setelah sebelumnya dikepung dan ditangkap oleh warga yang mencurigai seekor babi ngepet, Jumat (18/7) tengah malam.
Selang beberapa jam setelah berhasil ditangkap, babi sepanjang lebih dari satu meter yang diduga babi ngepet tewas akibat kelelahan dikejar-kejar warga selama delapan jam, kemudian kepalanya membentur tembok kuburan warga Tionghoa.
Ketua RT setempat, Dodi Sopandi (31), menuturkan pada Jumat siang sekira pukul 14.30 WIB seorang ibu rumah tangga Entin (45), melihat babi berkeliaran di sebuah pemakaman warga Tionghoa di kawasan Cikadut.
Saksi berteriak sambil lari, kemudian melapor ke rumah RT. Usai mendengar berita, warga seperti dikomando, langsung berdatangan kemudian ramai-ramai menuju tempat persembunyian babi ngepet itu.
Warga yang berjumlah 200 orang ini sepakat untuk mengejar babi dan menangkapnya. Mereka pun kemudian mendatangkan orang pintar untuk membuka tabir di balik adanya babi yang keliaran itu.
Mereka spontan lari ke berbagai arah pemakaman kemudian mengepung babi. Perburuan memakan waktu delapan jam itu akhirnya membuahkan hasil.
Kepala babi tak diduga terbentur ke tembok kuburan warga Tionghoa, hingga binatang berwarna hitam pekat itu ambruk tak berdaya. Anehnya, kata ketua RT Dodi yang ikut memburu babi, dalam kondisi sekarat babi itu bisa menoleh ke berbagai arah.
"Namun, sayang, babi itu mati akibat luka dan kelelahan," katanya. Untuk mengantisipasi hal tak diinginkan 12 warga kini diperintahkan untuk menjaga bangkai babi di TPU Cikadut. "Siapa tahu babi itu hidup kembali, makanya kami memerintahkan warga untuk menjaganya," kata dia.
Tertangkapnya babi ngepet di Cikadut, Sabtu dini hari sekira pukul 01.00 WIB itu, membuat heboh warga Kota Bandung, kata Mamat (56), sesepuh Cikadut. Dikatakan dia, diperkirakan ada 15 warga asing datang ke rumahnya. Mereka semua minta diantar ke TPU Cikadut untuk melihat babi yang sudah mati.
"Warga yang tak dikenal itu nampak sedih saat menatap dan memegang babi itu. Mereka mengusap kedua matanya," kata dia.
Salah seorang warga yang tak mau menyebutkan tempat tinggal serta namanya, memberikan pesan supaya jasad babi dibungkus kain corak-corak sebelum dikuburkan.
Bahkan, beberapa warga menginformasikan beberapa jam lagi akan ada warga lain yang melihat kondisi babi. Dan benar saja, selang dua jam kemudian berdatangan warga tak dikenal melihat babi itu.
"Sesuai permintaan dari warga yang datang kami membungkus babi dengan kain dan rencananya pada Minggu besok, babi itu akan dikuburkan," kata Mamat.
Berdasar pemantauan, hingga Sabtu petang babi yang sudah mati masih tersimpan di TPU Cikadut ditutup kain corak baru. Warga sekitar mulai orang tua, dewasa, hingga anak-anak sekolah terus berdatangan melihat babi misterius.
source: http://nasional.kompas.com/read/2008/07/19/19544149/warga.bandung.bantai.babi.ngepet