Buat sobat pembaca semuanya khususnya adek-adek yang sebentar lagi udah akan memasuki jenjang kuliah, ada baiknya kalian membaca postingan ini. Postingan ini munculnya spontan ketika ingat bahwa saya tidak lulus tes buta warna waktu di SMA dulu. Sedih memang, tapi tetap saja lucu bagi saya karena bisa-bisanya saya jadi satu dari 2 orang yang terdeteksi butawarna saat itu. Xixixixi. Tapi ya udahlah, ni buat adek-adekku yang sebentar tamat, simak baik-baik ya, karena ini menentukan masa depan kalian. Kenapa? ya karena sebagian besar perguruan tinggi mempersyaratkan calon mahasiswanya tidak buta warna lho. Sebelum kita mulai, amri kita simak penjabaran tentang apa itu buta warna.
Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelinan ini sering juga disebaut sex linkage, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Dengan demikian prosentase buta warna lebih besar pada pria dari pada wanita. Seorang pria yang mendapatkan gen resesif penyebab buta warna tersebut dari ibunya sudah menampakkan gejala buta warna. Sebaliknya, pada wanita yang hanya mendapatkan sebuah gen resesif buta warna baik dari ayat atau ibunya saja tidak mengalami gejala buta warna. Buta warna pada wanita terjadi jika gen resesif tersebut berada dalam keadaan homozigot, artinya mendapatkan warisan dari ayah dan ibunya sekaligus.
Pada retina terdapat sel batang (basilus) yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut (konus) yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut.
Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi, dikromasi dan monokromasi. Buta warna jenis trikomasi adalah perubahan sensitifitas warna dari satu jenis atau lebih sel kerucut. Ada tiga macam trikomasi yaitu:
-Protanomali yang merupakan kelemahan warna merah,
-Deuteromali yaitu kelemahan warna hijau,
-Tritanomali (low blue) yaitu kelemahan warna biru.
Jenis buta warna inilah yang paling sering dialami dibandingkan jenis buta warna lainnya.
Dikromasi merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri dari:
-protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan warna merah dan perpaduannya berkurang,
-deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerujut yang peka terhadap hijau, dan
-tritanopia untuk warna biru.
Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis typical dan sedikt warna pada jenis atypical. Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang.
Buta warna dapat dites dengan tes Ishihara, dimana lingkaran – lingkaran berwarna yang beberapa diantaranya dirancang agar ada tulisan tertentu yang hanya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh penderita buta warna.
Sudah mengerti, simak baik-baik yang gambar angka-angka berikut ini:
Angka-angka berapakah yang kalian lihat melalui gambar di bawah ini? | |||||
Jawabannya adalah: | |||||
Penglihatan Normal | Buta warna sebagian | ||||
kiri | kanan | Left | Right | ||
atas | 25 | 29 | atas | 25 | buram |
tengah | 45 | 56 | tengah | buram | 56 |
bawah | 6 | 8 | bawah | buram | buram |
Adakah yang tidak terbaca??? Kalo ada, kuatkan hati karena anda akan divonis buta warna jika diperiksa nanti. Masih kurang? Di bawah masih ada lagi, Orang yang tanpa buta warna akan tanpa kesulitan mengeja angka-angkanya. Sebaliknya, penderita buta warna akan kesulitan menemukan angka yang tersembunyi dalam gradasi warna tersebut:
dibawah adalah angka 2:
di bawah adalah angka 5
DI BAWAH ADALAH ANGKA 42
DI BAWAH ADALAH ANGKA 7
DI BAWAH ADALAH ANGKA 29
DI BAWAH ADALAH ANGKA 6
Gimana, apakah postingan ini bermanfaat? Kalo iya silakan tinggalkan komentar, terima kasih....