Bekerja dalam kondisi tanpa gravitasi di stasiun luar angkasa ternyata tidak senyaman yang terlihat. Kondisi itu kerap membuat astronot mual dan ingin muntah, bahkan fungsi organ telinga dalam terganggu. Kini ikan, keong, dan binatang lainnya bisa membantu peneliti memahami, tinggal di luar angkasa bisa merusak organ telinga dalam, baik permanen maupun sementara.
Para ahli menemukan, bagian dalam telinga ikan toadfish sangatlah peka terhadap pergerakan yang paling lembut sekalipun. Dan, otak toadfish bisa memperkuat ataupun memperlemah sinyal yang ditangkap oleh organ keseimbangan di bagian dalam telinganya. Karena manusia memiliki struktur organ telinga yang serupa, toadfish diyakini bisa memberikan petunjuk bagi para ahli tentang bagaimana telinga para astronot beradaptasi dengan lingkungan tanpa gravitasi. ”Anda bisa mencangkokkan bagian dalam telinga ikan ke telinga manusia dan telinga ikan itu akan terpasang dengan pas,” kata Richard Boyle, ahli biologi NASA Ames Research Center di Moffett Field, California.
Daya adaptasi telinga
Manusia kerap kali bisa menyesuaikan diri saat hidup dalam lingkungan tanpa gravitasi. Akan tetapi, organ telinga dalam mereka membutuhkan waktu adaptasi lebih lama ketika manusia kembali ke bumi dan mengalami gaya gravitasi.
Hingga kini, para ahli belum mengetahui cara untuk mempermudah adaptasi manusia yang baru kembali dari lingkungan tanpa gravitasi untuk jangka waktu yang lama.
Penelitian Boyle itu dipublikasikan melalui jurnal Proceedings of the National Academy of Science pada Februari.
source: http://sains.kompas.com