LABUAN BAJO- Binatang Komodo memang hanya ada di Taman Nasional Komodo (TNK) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar). Namun, meskipun speseis binatang purba itu satu-satunya yang tersisa di dunia, namun keberadaanya belum menguntungkan dari sektor pariwisata. Untuk mempopulerkan satwa langka itu, Kamar Dagang dan INdustri Daerah (Kadinda) Manggarai Barat, NTT mengambil langkah dengan terlibat dalam pembuatan film dokumenter yang mengisahkan legenda Pulau Komodo tersebut.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Kabupaten Mabar Benyamin Padju kepada Timor Express (JPNN Grup) beberapa waktu lalu di Labuan Bajo mengatakan, pembuatan film dokumenter Putri Pulau Komodo ditangani oleh PT Bulan Sabit Cipta Kirana Jakarta. Salah satu tokoh di balik film ini adalah Tarmizi Abka.
Dalam waktu dekat, kata Padju, pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan film tersebut akan segera tiba di Mabar termasuk mendatangi TNK yang menjadi lokus pembuatan film dimaksud. Beberapa instansi yang berhubungan dengan pembuatan film tersebut sudah didekati seperti Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) selaku pemangku otoritas tunggal pengelolaan TNK.
Menurutnya Semuanya stakeholders mendukung penggarapan film ini. "Kandida Mabar juga ikut ambil bagian dalam film tersebut," ungkapnya.
Menurut Padju, film legenda Pulau Komodo tersebut berjudul Putri Pulau Komodo. Tujuannya, memberi ilmu pengetahuan terhadap generasi muda dan pelajar tentang asal usul legenda Pulau Komodo. "Memberi pendidikan secara audio visual agar lebih cepat dimengerti anak didik. Mengangkat sejarah, legenda Pulau Komodo ke generasi muda demi menumbuhkan rasa cinta akan daerahnya sendiri," katanya. Melalui media elektronik, jelas Padju, akan lebih efektif dalam memperkenalkan Pulau Komodo ke dunia luar.
Padju menegaskan, visi film ini adalah menumbuhkan rasa cinta generasi muda terhadap sejarah daeranya sendiri. Misinya yakni menumbuhkan minat generasi muda untuk membangun dan memajukan daerahnya sendiri. Dengan demikian, katanya, pesan kuat yang ada dalam film Putri Pulau Komodo adalah konservasi. "Yaitu tentang pelestarian lingkungan, termasuk menjaga, menyelamat dan melestarikan binatang purba Varanus komodoensi atau kental disebut Komodo. Karena konon hewan sezaman Dinosaurus itu asal usulnya kembaran manusia yang hidup di Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) pada zaman dahulu kala," katanya.
Lebih lanjut Padju, menjelaskan keterlibatan pihak Kadinda Mabar dalam film Putri Pulau Komodo antaralain berkaitan dengan penyebarluasan film dimaksud kelak baik di tingkat lokal Mabar, regional NTT, nasional dan internasional. Kepingan-kepingan VCD film itu oleh Kadinda Mabar akan disebarluaskan ke duta-duta RI di luar negeri, duta-duta negara sahabat di Jakarta dan didistribusikan ke pihak-pihak lain.
"Sangat diharapkan pihak-pihak dimaksud yang menyebarluaskan lagi ke yang lain. Sehingga omong tentang peletarian lingkungan, temasuk komodo, dan omong pariwisata Mabar semakin melebar luas di dunia internasional. Mudah-mudahan semakin banyak warga dunia yang datang melancong ke Pulau Komodo yang salah satunya pengaruh film dokumen Putri Pulau Komodo tersebut," harap Padju.
Sementara itu Kepala BTNK Tameng Sitorus saat berbincang dengan Timor Express di Labuan Bajo mengungkapkan hal yang sama. Ditegaskannya cepat atau lambat bakal ada film Putri Pulau Komodo. Sebab pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan film tersebut sudah menyerahkan proposalnya ke BTNK beberapa waktu lalu, termasuk Kadinda Mabar. "Oh betul itu. Kita dukung banget. Kita sudah terima proposalnya Ketua Kadinda Mabar," katanya.
Sitorus mengatakan, berdasarkan proposal yang diterima, film tersebut berjudul Putri Pulau Komodo dan diproduksi PT. Bulan Sabit Cipta Kirana Jakarta. Naskah ditulis oleh Tarmizi Abka. Dalam waktu dekat pihak-pihak yang terlibat pembuatan film legenda itu segera tiba di Labuan Bajo. Selanjutnya ke Pulau Komodo untuk memulai kegiatan produksi.
"Bagi BTNK kehdiran film ini baik. Antara lain sebagai sarana mempromosi pariwisata Mabar, khususnya obyek TNK. Sekaligus untuk mengkampenye tentang pentingnya penjagaan, penyelamatan, pelestarian dan konservasi di TNK. Termasuk di dalamnya pelestarian binatang purba Komodo. Sebab hewan langka endemik Flores NTT yang sezaman dengan Dinosaurus itu habitat aslinya di dunia sekarang ada di Flores, termasuk di Mabar dan TNK yang juga bagian dari Mabar," kata Sitorus.
source: http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=60183
Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Kabupaten Mabar Benyamin Padju kepada Timor Express (JPNN Grup) beberapa waktu lalu di Labuan Bajo mengatakan, pembuatan film dokumenter Putri Pulau Komodo ditangani oleh PT Bulan Sabit Cipta Kirana Jakarta. Salah satu tokoh di balik film ini adalah Tarmizi Abka.
Dalam waktu dekat, kata Padju, pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan film tersebut akan segera tiba di Mabar termasuk mendatangi TNK yang menjadi lokus pembuatan film dimaksud. Beberapa instansi yang berhubungan dengan pembuatan film tersebut sudah didekati seperti Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) selaku pemangku otoritas tunggal pengelolaan TNK.
Menurutnya Semuanya stakeholders mendukung penggarapan film ini. "Kandida Mabar juga ikut ambil bagian dalam film tersebut," ungkapnya.
Menurut Padju, film legenda Pulau Komodo tersebut berjudul Putri Pulau Komodo. Tujuannya, memberi ilmu pengetahuan terhadap generasi muda dan pelajar tentang asal usul legenda Pulau Komodo. "Memberi pendidikan secara audio visual agar lebih cepat dimengerti anak didik. Mengangkat sejarah, legenda Pulau Komodo ke generasi muda demi menumbuhkan rasa cinta akan daerahnya sendiri," katanya. Melalui media elektronik, jelas Padju, akan lebih efektif dalam memperkenalkan Pulau Komodo ke dunia luar.
Padju menegaskan, visi film ini adalah menumbuhkan rasa cinta generasi muda terhadap sejarah daeranya sendiri. Misinya yakni menumbuhkan minat generasi muda untuk membangun dan memajukan daerahnya sendiri. Dengan demikian, katanya, pesan kuat yang ada dalam film Putri Pulau Komodo adalah konservasi. "Yaitu tentang pelestarian lingkungan, termasuk menjaga, menyelamat dan melestarikan binatang purba Varanus komodoensi atau kental disebut Komodo. Karena konon hewan sezaman Dinosaurus itu asal usulnya kembaran manusia yang hidup di Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) pada zaman dahulu kala," katanya.
Lebih lanjut Padju, menjelaskan keterlibatan pihak Kadinda Mabar dalam film Putri Pulau Komodo antaralain berkaitan dengan penyebarluasan film dimaksud kelak baik di tingkat lokal Mabar, regional NTT, nasional dan internasional. Kepingan-kepingan VCD film itu oleh Kadinda Mabar akan disebarluaskan ke duta-duta RI di luar negeri, duta-duta negara sahabat di Jakarta dan didistribusikan ke pihak-pihak lain.
"Sangat diharapkan pihak-pihak dimaksud yang menyebarluaskan lagi ke yang lain. Sehingga omong tentang peletarian lingkungan, temasuk komodo, dan omong pariwisata Mabar semakin melebar luas di dunia internasional. Mudah-mudahan semakin banyak warga dunia yang datang melancong ke Pulau Komodo yang salah satunya pengaruh film dokumen Putri Pulau Komodo tersebut," harap Padju.
Sementara itu Kepala BTNK Tameng Sitorus saat berbincang dengan Timor Express di Labuan Bajo mengungkapkan hal yang sama. Ditegaskannya cepat atau lambat bakal ada film Putri Pulau Komodo. Sebab pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan film tersebut sudah menyerahkan proposalnya ke BTNK beberapa waktu lalu, termasuk Kadinda Mabar. "Oh betul itu. Kita dukung banget. Kita sudah terima proposalnya Ketua Kadinda Mabar," katanya.
Sitorus mengatakan, berdasarkan proposal yang diterima, film tersebut berjudul Putri Pulau Komodo dan diproduksi PT. Bulan Sabit Cipta Kirana Jakarta. Naskah ditulis oleh Tarmizi Abka. Dalam waktu dekat pihak-pihak yang terlibat pembuatan film legenda itu segera tiba di Labuan Bajo. Selanjutnya ke Pulau Komodo untuk memulai kegiatan produksi.
"Bagi BTNK kehdiran film ini baik. Antara lain sebagai sarana mempromosi pariwisata Mabar, khususnya obyek TNK. Sekaligus untuk mengkampenye tentang pentingnya penjagaan, penyelamatan, pelestarian dan konservasi di TNK. Termasuk di dalamnya pelestarian binatang purba Komodo. Sebab hewan langka endemik Flores NTT yang sezaman dengan Dinosaurus itu habitat aslinya di dunia sekarang ada di Flores, termasuk di Mabar dan TNK yang juga bagian dari Mabar," kata Sitorus.
source: http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=60183