Peneliti menemukan bahwa laba-laba adalah ahli nanoteknologi, dengan menggunakan struktur kristal yang unik untuk memberikan sifat-sifat properti yang tidak biasa seperti jaring laba-laba.
Mereka percaya di masa depan mungkin bisa menyalin kecerdikan laba-laba untuk membuat kelas baru dari bahan yang baik yang sangat fleksibel dan kuat serta murah, dengan unsur-unsur biasa. Menurut ilmuwan, secara teoritis, bahkan bisa dibuat dari kayu, jerami atau rami. Bahan berbasis karbon dibuat dengan cara yang sama akan lebih kuat daripada jaring laba-laba.
Jaring laba-laba diketahui bisa membantu mengubah kayu biasa menjadi bahan yang super kuat. Klaim itu dibuat oleh para ilmuwan yang menguraikan rahasia jaring laba-laba, yang bisa lebih kuat dan tak kalah dibandingkan baja.
Kunci utama jaring laba-laba adalah kombinasi kekuatan dan "keuletan" - adalah kemampuan mengendur atau meregang tanpa merusak. Kebanyakan bahan buatan manusia malah sebaliknya, yaitu mengorbankan kekuatan untuk keuletan. Contohnya, keramik, kuat namun rapuh.
Para ilmuwan di Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Cambridge, Amerika Serikat, telah mempelajari sifat-sifat dasar jaring laba-laba dengan menggunakan model komputer untuk mensimulasikan strukturnya. Jaring yang terbuat dari protein termasuk beberapa yang membentuk kristal datar tipis yang disebut beta-sheets.
Para peneliti menemukan bahwa ukuran kristal cukup kritis. Ketika mereka mengukur sekitar tiga nanometer atau sepertigajuta milimeter, jaring ultra-kuat dan ulet. Tetapi jika kristal bertambah sampai lima nanometer justru material menjadi lemah dan rapuh. Hal ini cocok dengan apa yang para ilmuwan ketahui mengenai nanomaterials.
Partikel dan serat pada skala kecil ini sering mendapatkan sifat-sifat yang tidak biasa yang tidak hadir ketika bahan yang sama ada yang lebih besar. Ilmuwan mengatakan, jaring laba-laba itu kuat meskipun komponen-komponennya terhubung dengan hidrogen yang secara alami ikatan kimianya lemah.
source: tempointeraktif.com
Mereka percaya di masa depan mungkin bisa menyalin kecerdikan laba-laba untuk membuat kelas baru dari bahan yang baik yang sangat fleksibel dan kuat serta murah, dengan unsur-unsur biasa. Menurut ilmuwan, secara teoritis, bahkan bisa dibuat dari kayu, jerami atau rami. Bahan berbasis karbon dibuat dengan cara yang sama akan lebih kuat daripada jaring laba-laba.
Jaring laba-laba diketahui bisa membantu mengubah kayu biasa menjadi bahan yang super kuat. Klaim itu dibuat oleh para ilmuwan yang menguraikan rahasia jaring laba-laba, yang bisa lebih kuat dan tak kalah dibandingkan baja.
Kunci utama jaring laba-laba adalah kombinasi kekuatan dan "keuletan" - adalah kemampuan mengendur atau meregang tanpa merusak. Kebanyakan bahan buatan manusia malah sebaliknya, yaitu mengorbankan kekuatan untuk keuletan. Contohnya, keramik, kuat namun rapuh.
Para ilmuwan di Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Cambridge, Amerika Serikat, telah mempelajari sifat-sifat dasar jaring laba-laba dengan menggunakan model komputer untuk mensimulasikan strukturnya. Jaring yang terbuat dari protein termasuk beberapa yang membentuk kristal datar tipis yang disebut beta-sheets.
Para peneliti menemukan bahwa ukuran kristal cukup kritis. Ketika mereka mengukur sekitar tiga nanometer atau sepertigajuta milimeter, jaring ultra-kuat dan ulet. Tetapi jika kristal bertambah sampai lima nanometer justru material menjadi lemah dan rapuh. Hal ini cocok dengan apa yang para ilmuwan ketahui mengenai nanomaterials.
Partikel dan serat pada skala kecil ini sering mendapatkan sifat-sifat yang tidak biasa yang tidak hadir ketika bahan yang sama ada yang lebih besar. Ilmuwan mengatakan, jaring laba-laba itu kuat meskipun komponen-komponennya terhubung dengan hidrogen yang secara alami ikatan kimianya lemah.
source: tempointeraktif.com