Kini semakin banyak pekerja yang dituntut untuk bekerja pada waktu malam atau mengerjakan dua pekerjaan sekaligus, sehingga harus mengorbankan waktu tidur.
Peneliti mengatakan, kurang tidur dapat menyebabkan gangguan daya ingat, depresi, gangguan penyakit kardiovaskular, kanker serta meningkatkan risiko kecelakaan.
"Pada beberapa tahun terakhir, saya lebih banyak melihat pasien yang sakit akibat bekerja lebih dari waktu kerja atau memiliki dua pekerjaan," ujar Direktur Pusat Gangguan Tidur atau Sleep Disorder Center dari Saint Louis University, Dr. Raman Malhotra.
"Untuk orang-orang yang mengalapi gangguan tidur terkait dengan pekerjaan tersebut, segera berganti pekerjaan menjadi pilihan yang masuk akal. Namun, kami juga menawarkan solusi terbaik untuk mengatasi situasi tersebut," jelasnya.
Malhotra menawarkan beberapa saran bagi para pekerja yang mengalami masalah tidur karena tidak teraturnya jadwal kerja. Misalnya, jika Anda bekerja pada shift malam dan tidur di siang hari, pastikan mata Anda benar-benar tertutup dan kurangi cahaya seminimal mungkin di kamar tidur.
Dia menuturkan, terekspos sinar matahari setelah bekerja pada shift malam dapat membingungkan otak sehingga perlu ditemukan cara untuk meminimalisir sinar matahari.
"Kenakan kacamata berwarna gelap saat perjalanan pulang dari tempat kerja. Sebaliknya, sebelum mulai bekerja, sediakan waktu untuk berada di ruangan terang beberapa saat.
Selain itu, Maholtra memberikan saran bagi pekerja malam, sebaiknya menghindari kegiatan yang penuh semangat sebelum tidur dan biasakan untuk tetap sibuk sebelum berangkat kerja. Tingkat aktivitas tubuh dapat memberitahukan tubuh, kapan saatnya untuk bekerja dan tidur.
Beritahu keluarga dan teman-teman di sekitar, mengenai jadwal tidur dan minta mereka agar menghindari untukmenghubungi Anda selama tidur.
Jika pekerja di malam hari mengalami gangguan tidur, maka pertimbangkanlah untuk menemui dan meminta pertolongan ahli medis, terutama jika hal itu mulai mengganggu kehidupan. Misalnya, kurang produktif dalam bekerta atau emosi yang semakin tinggi.
Untuk sebagian orang, lanjut Maholtra, obat-obatan dapat membantu mengatasi kesulitan tidur.
Peneliti mengatakan, kurang tidur dapat menyebabkan gangguan daya ingat, depresi, gangguan penyakit kardiovaskular, kanker serta meningkatkan risiko kecelakaan.
"Pada beberapa tahun terakhir, saya lebih banyak melihat pasien yang sakit akibat bekerja lebih dari waktu kerja atau memiliki dua pekerjaan," ujar Direktur Pusat Gangguan Tidur atau Sleep Disorder Center dari Saint Louis University, Dr. Raman Malhotra.
"Untuk orang-orang yang mengalapi gangguan tidur terkait dengan pekerjaan tersebut, segera berganti pekerjaan menjadi pilihan yang masuk akal. Namun, kami juga menawarkan solusi terbaik untuk mengatasi situasi tersebut," jelasnya.
Malhotra menawarkan beberapa saran bagi para pekerja yang mengalami masalah tidur karena tidak teraturnya jadwal kerja. Misalnya, jika Anda bekerja pada shift malam dan tidur di siang hari, pastikan mata Anda benar-benar tertutup dan kurangi cahaya seminimal mungkin di kamar tidur.
Dia menuturkan, terekspos sinar matahari setelah bekerja pada shift malam dapat membingungkan otak sehingga perlu ditemukan cara untuk meminimalisir sinar matahari.
"Kenakan kacamata berwarna gelap saat perjalanan pulang dari tempat kerja. Sebaliknya, sebelum mulai bekerja, sediakan waktu untuk berada di ruangan terang beberapa saat.
Selain itu, Maholtra memberikan saran bagi pekerja malam, sebaiknya menghindari kegiatan yang penuh semangat sebelum tidur dan biasakan untuk tetap sibuk sebelum berangkat kerja. Tingkat aktivitas tubuh dapat memberitahukan tubuh, kapan saatnya untuk bekerja dan tidur.
Beritahu keluarga dan teman-teman di sekitar, mengenai jadwal tidur dan minta mereka agar menghindari untukmenghubungi Anda selama tidur.
Jika pekerja di malam hari mengalami gangguan tidur, maka pertimbangkanlah untuk menemui dan meminta pertolongan ahli medis, terutama jika hal itu mulai mengganggu kehidupan. Misalnya, kurang produktif dalam bekerta atau emosi yang semakin tinggi.
Untuk sebagian orang, lanjut Maholtra, obat-obatan dapat membantu mengatasi kesulitan tidur.
source: rileks.com